Periklanan - Batu Bertuah Modern
Periklanan - Batu Bertuah Modern
Adakah saat ketika Anda membutuhkan satu hal dan ketika Anda pergi ke toko Anda membeli sesuatu yang sama sekali tidak terkait dengan barang yang Anda butuhkan? Anda melakukannya dengan benar? Saya pikir juga begitu. Hadirin sekalian yang sedang beriklan di tempat kerja, khususnya sebuah iklan untuk membawa harapan dan kebahagiaan palsu. Di sisi lain, ada beberapa iklan yang dibuat untuk meningkatkan kesadaran tentang masalah saat ini dan itu adalah iklan yang positif tetapi sayangnya tidak banyak dari itu hari ini. Pada artikel ini saya akan berbicara tentang yang pertama.
Di jaman konsumerisme modern ini terdapat kebutuhan besar akan pergerakan produk (Pergerakan barang dari produsen ke distributor ke konsumen), dan agar ini berhasil, mereka memerlukan sesuatu untuk membuat konsumen membeli sehingga bisa ada siklus yang tidak pernah berakhir. konsumsi. Yah, saya tidak menentang konsumsi, tetapi bagi saya interpolasi informasi yang kuat hanya untuk membuat orang membutuhkan sesuatu (berlebihan) cukup menjijikkan. Inilah yang dilakukan iklan palsu; Mereka memikat Anda menjadi fatamorgana di mana mereka mengubah keinginan menjadi kebutuhan yang mendorong orang ke dalam siklus konsumerisme tanpa akhir yang berakhir dengan utang.
Perusahaan menghabiskan miliaran untuk iklan dan itu berkisar dari iklan hingga poster dan semua yang ada di antaranya. Pengeluaran ini dihitung dan mereka tahu bahwa pengembalian investasi ini sangat besar sehingga mereka mengeluarkan uang dalam jumlah besar. Mereka berinvestasi pada studi tentang cara membuat Anda membeli produk mereka. Berikut adalah beberapa strategi yang membuat perut saya bergejolak: Rasa bebas untuk merangsang pikiran Anda untuk berpikir bahwa itu sudah waktunya makan sehingga Anda akhirnya membeli; Penjualan besar-besaran membuat Anda berpikir bahwa Anda menabung tetapi itu kebalikan dari apa yang terjadi; Poster yang mengatakan produk mereka akan membuat Anda memikat dan seksi seperti model mereka.
Sangat menyedihkan melihat bahwa hampir setiap tempat saya pergi ada jejak skema iklan yang dimaksudkan untuk meracuni pikiran kita. Hal-hal ini mengubah pena sederhana menjadi sesuatu yang ajaib "Pena yang bisa menulis di mana saja.", Sepatu yang bisa membuat Anda lebih baik "Lari lebih jauh, lari lebih kuat."; dan daftarnya terus berjalan. Janji-janji palsu ini membuat kita bahagia hanya sesaat, dan setelah itu kita akan kehilangan perasaan sesaat dan membeli lagi untuk mengisi kekosongan yang hilang.
Memulai perjalanan ini dengan minimalis; baru sekarang saya menyadari bahwa ada begitu banyak omong kosong di sekitar kita. Harta benda adalah dewa, dan kitalah yang menyembahnya. Kami sangat mementingkan apa yang kami miliki daripada apa yang kami lakukan. Kami jauh lebih banyak, kami lebih baik dari ini. Saya mendorong Anda untuk melihat lebih jauh dari janji palsu iklan. Hiduplah tanpa memikirkan labelnya. Alasan mengapa kita membeli harta benda adalah karena kita berharap untuk mengisi bagian yang hilang dari kita. Bagaimana jika harta bukan jawabannya? Bagaimana jika hal-hal yang kita cari bukanlah hal-hal materi, tetapi hal-hal yang dapat kita lakukan? Potensi kita. Gairah kami. Panggilan kami.
Adakah saat ketika Anda membutuhkan satu hal dan ketika Anda pergi ke toko Anda membeli sesuatu yang sama sekali tidak terkait dengan barang yang Anda butuhkan? Anda melakukannya dengan benar? Saya pikir juga begitu. Hadirin sekalian yang sedang beriklan di tempat kerja, khususnya sebuah iklan untuk membawa harapan dan kebahagiaan palsu. Di sisi lain, ada beberapa iklan yang dibuat untuk meningkatkan kesadaran tentang masalah saat ini dan itu adalah iklan yang positif tetapi sayangnya tidak banyak dari itu hari ini. Pada artikel ini saya akan berbicara tentang yang pertama.
Di jaman konsumerisme modern ini terdapat kebutuhan besar akan pergerakan produk (Pergerakan barang dari produsen ke distributor ke konsumen), dan agar ini berhasil, mereka memerlukan sesuatu untuk membuat konsumen membeli sehingga bisa ada siklus yang tidak pernah berakhir. konsumsi. Yah, saya tidak menentang konsumsi, tetapi bagi saya interpolasi informasi yang kuat hanya untuk membuat orang membutuhkan sesuatu (berlebihan) cukup menjijikkan. Inilah yang dilakukan iklan palsu; Mereka memikat Anda menjadi fatamorgana di mana mereka mengubah keinginan menjadi kebutuhan yang mendorong orang ke dalam siklus konsumerisme tanpa akhir yang berakhir dengan utang.
Perusahaan menghabiskan miliaran untuk iklan dan itu berkisar dari iklan hingga poster dan semua yang ada di antaranya. Pengeluaran ini dihitung dan mereka tahu bahwa pengembalian investasi ini sangat besar sehingga mereka mengeluarkan uang dalam jumlah besar. Mereka berinvestasi pada studi tentang cara membuat Anda membeli produk mereka. Berikut adalah beberapa strategi yang membuat perut saya bergejolak: Rasa bebas untuk merangsang pikiran Anda untuk berpikir bahwa itu sudah waktunya makan sehingga Anda akhirnya membeli; Penjualan besar-besaran membuat Anda berpikir bahwa Anda menabung tetapi itu kebalikan dari apa yang terjadi; Poster yang mengatakan produk mereka akan membuat Anda memikat dan seksi seperti model mereka.
Sangat menyedihkan melihat bahwa hampir setiap tempat saya pergi ada jejak skema iklan yang dimaksudkan untuk meracuni pikiran kita. Hal-hal ini mengubah pena sederhana menjadi sesuatu yang ajaib "Pena yang bisa menulis di mana saja.", Sepatu yang bisa membuat Anda lebih baik "Lari lebih jauh, lari lebih kuat."; dan daftarnya terus berjalan. Janji-janji palsu ini membuat kita bahagia hanya sesaat, dan setelah itu kita akan kehilangan perasaan sesaat dan membeli lagi untuk mengisi kekosongan yang hilang.
Memulai perjalanan ini dengan minimalis; baru sekarang saya menyadari bahwa ada begitu banyak omong kosong di sekitar kita. Harta benda adalah dewa, dan kitalah yang menyembahnya. Kami sangat mementingkan apa yang kami miliki daripada apa yang kami lakukan. Kami jauh lebih banyak, kami lebih baik dari ini. Saya mendorong Anda untuk melihat lebih jauh dari janji palsu iklan. Hiduplah tanpa memikirkan labelnya. Alasan mengapa kita membeli harta benda adalah karena kita berharap untuk mengisi bagian yang hilang dari kita. Bagaimana jika harta bukan jawabannya? Bagaimana jika hal-hal yang kita cari bukanlah hal-hal materi, tetapi hal-hal yang dapat kita lakukan? Potensi kita. Gairah kami. Panggilan kami.